Studi Banding Penggunaan GeNose C-19 di Lingkungan Universitas Kala Pandemi untuk Dukung SDGs Good Health and Well-Being
PUSPAS UNAIR – Kemunculan kasus COVID-19 pertama di Indonesia pada Maret tahun lalu, membuat peneliti-peneliti hebat tergerakkan hatinya untuk berlomba-lomba turut mempersembahkan karya terbaiknya untuk menangani pandemi ini. Salah satu dari upaya yang muncul adalah pembuatan GeNose C-19 sebagai alat skrining COVID-19.
Dikutip dari laman GeNose C-19, GeNose C-19 merupakan alat yang bekerja dengan cara memindai VOC (Volatile Organic Compound) yang terdapat pada embusan napas pengguna yang terpapar dan/atau terinfeksi COVID-19. Adapun pengambilan sampel napas untuk GeNose C-19 ini cukup mudah, yakni dengan menarik napas sebanyak tiga kali, dan pada tarikan napas yang ketiga diembuskan dalam kantong GeNose C-19 yang sudah disediakan. Sampel napas ini kemudian dianalisis menggunakan alat yang dilengkapi Artificial Intelligence (AI).
Inovasi ini membuat PUSPAS UNAIR menjadi salah satu instansi di Surabaya yang menyediakan layanan GeNose C-19 sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat kala pandemi. Telah diketahui sebelumnya, PUSPAS UNAIR menjadi gerbang utama penerima dan penyaluran donasi―termasuk donasi COVID-19 di Universitas Airlangga.
GeNose C-19 ini diproduksi oleh PT Swayasa Prakarsa. PT Swayasa Prakarsa merupakan perusahaan yang fokus pada tujuan mengindustrikan, komersialisasi, dan mengembangkan hasil riset Universitas Gadjah Mada agar dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Pusat PUSPAS UNAIR melakukan studi banding ke PT. Swayasa Prakarsa yang telah berlangsung dengan baik dan lancar pada Selasa (12/10/2021) di Yogyakarta.
Sebagai awalan, sesi studi banding ini dibuka dengan presentasi profil PT Swayasa Prakarsa yang langsung disampaikan oleh direktur utama, yakni Bapak Drs. Iswanto, Apt, MM. Diketahui bahwa PT Swayasa memiliki beberapa Business Unit, salah satunya adalah Hepro Gama yang bergerak di bidang produksi dan pengembangan alat kesehatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nasional akan alat kesehatan yang berkualitas baik, namun terjangkau. Salah satu produk dari unit Hepro Gama ini adalah GeNose C-19 yang saat ini juga menjadi salah satu layanan unggul PUSPAS UNAIR saat pandemi.
“Tujuan kedatangan PUSPAS ke PT Swayasa Prakarsa adalah untuk studi banding antara penggunaan GeNose C-19 di lingkungan Universitas Airlangga dan penggunaannya di lingkungan Universitas Gadjah Mada,” tutur Eva Diana S.Kep.,Ns selaku koordinator operator GeNose C-19 PUSPAS UNAIR.
Setelah pemaparan profil PT Swayasa, agenda dilanjutkan dengan diskusi. “Kami juga membahas isu-isu yang berkaitan dengan GeNose C-19, usulan-usulan mengenai pengembangan GeNose C-19 selanjutnya di lingkungan kesehatan, dan pengoptimalan penggunaan GeNose C-19 untuk kedepannya,” sambung Eva.
Tidak hanya itu, melalui pembahasan tersebut, PUSPAS UNAIR dan PT Swayasa Prakarsa berupaya untuk terus mengoptimalkan penggunaan GeNose C-19 dan memperbaiki kendala-kendala yang terjadi agar tetap dapat berkualitas optimal dalam upaya skrining COVID-19.
“Hasil yang diperoleh dari pertemuan ialah adanya pengoptimalan untuk penggunaan GeNose C-19 dimana sebelumnya terdapat kendala-kendala dalam teknis penggunaannya, namun setelah diskusi pada pertemuan telah ditemukan titik terang,” jelas Eva.
Pihak PT Swayasa Prakarsa juga berharap bahwa, “Kedepannya, kami akan memperbaiki fitur alat dan mensinkronkan pengguna GeNose C-19 dengan aplikasi peduli lindungi.”
Eva pun mewakili PUSPAS UNAIR berharap kedepannya dapat merealisasikan hasil perolehan diskusi secara optimal. “Kami berharap kedepannya dapat merealisasikan usulan-usulan dan hasil kegiatan untuk memudahkan kami berdiskusi. Kami juga berharap kedepannya GeNose C-19 dapat terintegrasi dengan aplikasi peduli lindungi untuk mempermudah hasil yang dapat digunakan di segala lingkungan,” harap Eva selaku operator GeNose C-19 dan mewakili PUSPAS UNAIR.
Penulis: Zahwa E. Bella
Editor: Ainun Jaria